Karena kebaikan itu dimulai dari kita

Bingkisan Untuk Bantu Keluarga Penyandang Difabel


Rp 445.795

Terkumpul dari target Rp 5.000.000

0
DONASI SEKARANG

Ringankan kebutuhan keluarga difabel

10 tahun yang lalu menjadi tahun kelam bagi Sumarni dan Supriyadi. Keduanya merupakan pasangan suami istri (pasutri) yang tinggal di Kerten, Laweyan, Surakarta. Awalnya mereka tidak memiliki keluhan terhadap anggota tubuh (normal/non difabel). Namun di tahun 2013 itulah musibah itu menimpa keduanya.

Musibah Itu Dimulai

Sumarni (56), saat ini harus melihat dunia selalu gelap gulita. Hal itu diawali saat dia merasakan sakit di usia 46 tahun. Data yang kami himpun dari tim relawan, ibu sumarni sempat mengalami tumor hingga mengganggu kedua penglihatannya. Saat ini Sumarni harus menerima kedua matanya tidak bisa melihat.

Di tahun yang sama, suaminya masih bekerja sebagai karyawan swasta bekerja di usaha pemotongan kertas. Tak ada firasat apapun, musibah kedua datang menimpa Supriyadi (56). Tangan kirinya terluka karena alat pemotong kertas. Dia harus rela diamputasi daripada mendapati lukanya memburuk.

10 tahun bukan waktu yang lama untuk menerima takdir hidup yang cukup pahit. Hidup harus terus berjalan. Kini mereka berjualan gas dan gula untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Wujudkan Kontribusi Kita

Rabu, (18/01/2023), Tim Koinkita berkunjung ke rumah Sumarni dan Supriyadi untuk menyalurkan bingkisan paket sembako sebagai program bagi penyandang difabel. Kami berharap mampu meringankan kebutuhan hidup kedua pasangan suami istri difabel ini.

Bagi donatur yang ingin berkontribusi juga untuk meringankan kebutuhan Ibu Sumarni dan Bapak Supriyadi kami persilakan untuk berdonasi melalui galang dana ini.

 

KLIK TOMBOL >> DONASI SEKARANG 

DISCLAIMER:
#Donasi ini tidak hanya diperuntukkan untuk Ibu Sumarni dan Bapak Supriyadi, melainkan untuk keluarga difabel lainnya seperti yang nanti akan kami update pada berita penyaluran.

Donasi Sekarang

Jona Yatim 2 Bersaudara, Ibunya Kerja Seadanya

 Koinkita salurkan paket santunan bagi difabel penyintas gempa di Cianjur pada Jumat, (23/12/22).

Bermitra dengan LAZ Solopeduli Ummat, salah satu pake santunan ini diterima oleh Wisnu yang masih berusia 17 tahun. Wisnu merupakan penyandang daksa yang terdampak gempa di wilayah Cijedil Cugenang, Cianjur, Jawa Barat. Saat ini Wisnu masih menempuh pendidikan di SMA Maarif.

KLIK DISINI UNTUK BERITA SELENGKAPNYA

Penyaluran Bingkisan Ramadan Untuk Riana Difabel Daksa

 Sabtu (8/4/23), Koinkita berkesempatan mengunjungi rumah Dyah Riana S yang merupakan difabel daksa sejak 12 tahun di Pasar Kliwon, Surakarta untuk menyalurkan Bingkisan Ramadan.

Riana sempat menceritakan kisah pilunya kepada kami. Di usia yang prestasinya sedang naik daun dengan keterampilannya menari, tahun 2007 justru diuji dengan harapannya sendiri. Ia harus menghapus rasa letihnya untuk mengejar prestasi. Harapannya menjadi penari hilang sudah.

Kala itu, Riana mengalami kecelakaan bersama sang ayah. Posisi sedang azan maghrib terdengar, Riana masih di perjalanan. Sesaat kemudian truk menyambar mereka dari arah belakang. Keduanya yang mengendarai motor pun terpental dan mengalami patah tulang.

SELENGKAPNYA KLIK DISINI

Bingkisan Untuk Anwar, Penyandang DownSyndrome

 Anwar Alifianto merupakan remaja dengan down syndrome yang memiliki rutinitas wajib, salah satunya ke masjid setiap hari.

“Pernah waktu itu hujan deras, petir juga. Saya nggak berani keluar. Tapi karena kebiasaan, ya Anwar tetap berangkat sendiri bagaimanapun caranya,” tutur Ibunya, Sri Purwaningsih.

Meski Hujan Deras, Remaja Down Syndrome Tetap Salat Jamaah Ke Masjid

Down syndrome adalah suatu kelainan genetik yang dibawa bayi sejak lahir dan terjadi selama masa embrio. 

Remaja asal Gatak, Sukoharjo ini memang memiliki jadwal khusus yang sama setiap hari seperti waktu makan, salat, beberes rumah, main, hingga mengurus masjid seusai salat seperti saat diberi tugas untuk mematikan lampu dan menutup pintu usai salat jamaah selesai.

“Makan juga harus pakai kuah. Kalau nggak dituruti, bisa marah,” jelas sang ibu saat menceritakan kebiasaan uniknya.

Ibu dengan anak tunggal ini juga menceritakan pada suatu kejadian pernah berada dalam kondisi perjalanan jauh. Berangkat dengan mobil bersama keluarga besar saat tengah malam belum membawa bekal makanan berkuah. Akhirnya, pamannya membantu mencarikan soto di petang hari.

Kedua orangtua Anwar cukup bersyukur, meskipun lahir dengan keterbatasan difabel namun Anwar bisa lebih mandiri disbanding dengan anak dengan kategori lahir yang sama seusianya.

downsyndrome koinkita

Sang ibu hanya menuturkan bahwa ia takut ketika Anwar marah karena bisa melukai dirinya sendiri. Kemarahan ini terjadi karena rutinitas yang tidak dijalankan atau kadang dijahili oleh anak-anak di sekitar rumahnya.

“Kalau nggak diganggu nggak papa,” tutur ibunya.

Koinkita menyalurkan Santunan Uang Tunai dan Bingkisan Keluarga Difabel kepada Anwar yang berisi sembako dan paket gizi pada Kamis, (15/06/23). Kita doakan ya semoga Anwar tetap istiqomah rajin ke masjid meski dengan keterbatasannya dan tantangan orang di sekitar rumahnya.

SELENGKAPNYA: https://koinkita.com/blogs/269/meski-hujan-deras-remaja-down-syndrome-tetap-salat-jamaah-ke-masjid/

Bingkisan Sembako dan Santunan Uang Tunai untuk Ayup

Koinkita menyalurkan santunan paket sembako program difabel untuk Ayup Saparto pada Sabtu, (7/10/23) di rumahnya Desa Mayang, Gatak, Sukoharjo.

Ayup merupakan difabel daksa yang kedua tangannya terpaksa di amputasi pada tahun 2014. Saat itu, kepala keluarga 2 anak ini memiliki jiwa pekerja keras. Selain bekerja di pabrik, biasanya malam hari ikut kakaknya bekerja jadi buruh borongan.

Tak disangka, dia tersetrum saat hujan gerimis dan Ayup sedang membawa baja ringan. Paha dan tangannya terbakar. Beruntung, kedua pahanya masih bisa diselamatkan meskipun dia harus menerima kenyataan pahit bahwa tangannya harus diamputasi.

Dulu, Ayup harus membayar biaya pengobatan yang cukup mahal tanpa BPJS karena belum tau cara memanfaatkan program tersebut.

“Pemulihan dari rumah sakit 34 hari. Di rumah sekitar 2 bulan. Saya main ke rumah sanak saudara diberi wejangan semangat, akhirnya bisa bangkit,” ungkapnya saat bercerita tentang masa pemulihan diri.

Ayup saat ini nekat berjualan sayur matang (lauk) untuk menafkahi istri dan kedua anaknya. Biasanya Ayup berangkat pagi jam 6 dan pulang ketika dagangan telah habis di siang hari. Setelah itu, dia lanjut merawat mertuanya yang sakit.

SELENGKAPNYA: KLIK DISINI

Donatur (3)

  • Donatur KoinSubuh

    Rp 435.795

    Donasi Juli- Semoga bermanfaat untuk kita semua

    31 Jul 2023

  • faydra rizkia

    Rp 5.000

    semoga bermanfaat dan semoga saya dapat menjadi dokter yang sukses dimasa depan

    14 May 2023

  • Anonim

    Rp 5.000

    Semoga bermanfaat

    08 Feb 2023