Karena kebaikan itu dimulai dari kita

Bantu Dyah Miliki Tangan Palsu Impian


Rp 50.000

Terkumpul dari target Rp 6.000.000

0
DONASI SEKARANG

Apakah aku masih boleh punya tangan yang lengkap, meskipun hanya tangan palsu?- Dyah Riana S

KISAH DYAH

Assalamualaikum, Halo, #KawanBerdaya!

Perkenalkan namaku Dyah. Aku ingin menceritakan kisah hidupku tahun 2007 di saat usiaku masih 12 tahun. Saat itu aku punya adik yang berprestasi, dia meraih posisi grand final dalam lomba catur di Purbalingga. Kami sekeluarga senang hingga ingin menyusul untuk menonton pertandingan final.

Aku dan ayah yang berangkat dari Solo berbonceng untuk mengambil mobil sewaan di Boyolali. Berangkat dengan hati senang, aku mengenakan jaket jeans kesukaan. Aku ingat, saat itu terdengar sayup adzan maghrib dan masih berada di jalan Kartasura. Mendadak truk merah menyambar kami dari arah belakang. Sontak tubuh kami terhempas dan rasa-rasanya tulang kami remuk separah-parahnya.

Masih ingat kisah kelam saat itu, aku masih tersadar dalam posisi kaki dan tubuh sudah terasa patah. Lenganku yang tersambar truk tadi pun lepas entah dimana. Aku melihat darah berkucur dari siku.

Aku hanya bisa berteriak, “Ya Allah, Pak, tanganku lepas!!!”

Hari semakin petang, jalanan tak banyak orang, polisi juga belum datang. Ku tutup dengan jaket jeans kesayanganku hingga ada yang membawaku untuk dilarikan ke rumah sakit swasta di Surakarta. Aku pun tak merasakan sakit meski keadaan sudah sangat memburuk hingga hemoglobinku di angka 4.

“Alhamdulillah nggak ngerasain sakit. Padahal itu kaki remuk patah semua.”

SAKITNYA SATU RUMAH

Aku sempat merasa sendiri. Ayah dioperasi, ibuku sempat shock dengan kabar duka kami hingga dilarikan ke rumah sakit, sedang adik yang masih kecil diasuh nenek di rumah. Aku harus kuat.

Saat dokter hendak melakukan tindakan berkata, “Ini tangannya belum ketemu.”

Setelah 2 jam pencarian, akhirnya petugas kepolisian menemukan tangan yang sudah terlepas. Dokter mengatakan bahwa kalau tangannya disambung nanti beresiko infeksi seluruh tubuh. Tapi kalau tidak disambung…

“Kalau nggak disambung kenapa? Aku cacat ya? Aku nggak bisa menari lagi?” sesalku bertanya pada dokter. Padahal satu minggu pasca kecelakaan itu seharusnya ada jadwal lomba menari di Semarang. 

Proses operasi pun tak mulus. Operasi pertama gagal karena hemoglobin masih belum di angka 11. Operasi kedua alhamdulillah berhasil meski pada akhirnya aku harus menerima kondisi bahwa tanganku diamputasi. Tanganku diputus sampai siku dan aku sudah tak boleh memiliki impian menari lagi.

AWAL KEHIDUPAN BARU

Tak disangka, pertunjukkan menariku di Balaikota Surakarta dan menadapatkan juara I menjadi ukiran prestasiku yang terakhir. Aku memulai hidup baru dengan ikhtiar lain. Saat ini aku bekerja di pintu karcis salah satu rumah sakit swasta di Surakarta. Kesibukan ini cukup membantu kehidupanku untuk melupakan kisah pahit di masa lalu.

Alhamdulillah, satu tahun berjalan aku juga sudah menikah dengan suami yang menerimaku apa adanya meski belum dianugerahi anak. Namun, demi kemudahan aktivitas harianku, aku masih berharap memiliki tangan palsu.

#KawanBerdaya, mungkin jika dilihat aku sudah bisa dan terbiasa beraktivitas menggunakan satu tangan. Tapi salahkah jika aku menginginkan tangan palsu? Meskipun tak bisa bergerak sempurna, setidaknya aku memiliki tangan palsu untuk melatih keterampilanku dalam bekerja.

Apakah aku masih boleh punya tangan yang lengkap, meskipun hanya tangan palsu?
- Dyah Riana S

Oh, ya! Terimakasih sudah membaca kisahku. Jika berkenan, bagikan ceritaku ke teman-temanmu yaa. []

CARA BERDONASI UNTUK DYAH:
1. Klik tombol DONASI SEKARANG pada laman ini lalu ikuti petunjuk sampai selesai
2. Transfer ke No. Rek BSI 2002222224 a.n Yayasan Solusi Kita. Bubuhkan keterangan #TanganPalsu atau konfirmasi melalui Admin/Elisa 082289587000.

Donasi Sekarang

Donatur (1)

  • Anonim

    Rp 50.000

    Semangat dan selalu kuat 💪

    11 Apr 2023